PENDIDIKAN AKHLAK
PENDIDIKAN
AKHLAK
MAKALAH
Disusun Oleh:
1. Akman
2. Aliman Saragih
3.
Endi Marsal Dalimunthe
4.
Hairul Arifin
5. Zulkifli Amin
Mata Kuliah:
Pendidikan
Akhlak
Dosen:
Dr. Ulil
Amri Syafri, MA
FAKULTAS
PASCASARJANA
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
1436/2015
A.
Pendahuluan.
Modernisasi merupakan satu istilah yang menjadi model
setelah perang dunia ke II.[1] dimana-mana masyarakat terpukau dengan istilah ini.
Modernisasi berasal dari revolusi industri di Inggris 1760-1830 dan revolusi
politik Prancis 1789-1794; dimana terjadi perubahan-perubahan struktur didalam
masyarakat. Pada saat ini perkembangan sain dan teknologi serta lembaga-lembaga
keuangan sangat memainkan peranan penting, dengan istilah modal yang sedikit
akan mendapat untung yang banyak. Pemikiran manusia dibawa untuk mencapai
keuntungan-keuntungan yang berlipat ganda.
Semula banyak orang menyangka bahwa dengan modernisasi
serta merta akan membawa kesejahteraan, mereka lupa dibalik modernisasi yang
serba gemerlapan itu ada gejala yang dinamakan the agony modernization,
yaitu azab sengsara karenanya. Gejalanya dapat disaksikan dengan semakin
meningkatnya siafat-sifat hedonisme, dimana dengan ke
mewahan yang ditampilkan membuat manusia lupa akan kodratnya.
Manusia lebih suka hidap dalam gelimang kenikmatan-kenikmatan.
Paham modernisme ini merambah sampai kepada seluruh
sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan.
Pengaruh terbesar adalah pada nilai moral atau akhlak. Kemerosotan akhlak yang
tergambar dari perilaku keseharian siswa dapat dilihat dari banyaknya
pemberitaan dimedia yang menyebutkan jumlah kenakalan remaja, terutama anak
sekolah, semakin hari meningkat seiring kemajuan ilmu dan teknologi yang
semakin pesat.
Pendidikan sebagai wadah untuk membendung lajunya arus
tersebut harus dapat menghadapi tantangan itu. Dimana sebagai generasi muda
mereka juga haus akan modernisasi tetapi harus dengan pengawalan dan bimbingan
yang baik, disinilah peran pentingnya Pendidikan Akhlak.
B.
Permasalahan
Adapun yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.
Pengertian, Tujuan dan Dasar Pendidikan Akhlak.
2.
Pendidikan Akhlak dalam Pendidikan Islam.
3.
Proses Pendidikan Akhlak.
4.
Lingkungan Pendidikan Akhlak.
C.
Pembahasan
1.
Pendidikan Akhlak
a.
Pengertian Pendidikan Akhlak.
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS Poerwadarminta, Akhlak artinya Budi
Pekerti, Watak dan Tabiat. Watak adalah sifat bathin manusia yang mempengaruhi
segenap pikiran dan perbuatannya, sedangkan menurut etimologi bahasa Arab, akhlak
adalah bentuk masdar (infinitive) dari kata akhlaqa yang memiliki arti
perangai, tabiat atau watak. Kemudian Imam
Gazali dalam kitab Ihya Ulumuddin mengatakan akhlak adalah sifat
yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan dan Muhammad Darraz mendefenisikan akhlak sebagai sesuatu kekuatan dari
dalam diri yang berkombinasi antara kecendrungan pada sisi baik (akhlak al
karimah) dengan sisi buruk (akhlak al madzmumah), selanjutnya Ulil
Amri Syafri mengatakan akhlak merupakan sifat yang tertanam dalam jiwa manusia
yang dapat melahirkan perbuatan-perbuatan baik dan buruk secara spontan tanpa
memerlukan pikiran dan dorongan dari luar.
Dari uraian-uaraian tersebut pengertian akhlak
adalah merupakan penampakan dari sikap (perbuatan) seseorang tertahap sesuatu
tanpa didahului dengan pengaruh-pengaruh dari luar. Bila kita kaitkan antara
satu dengan lainnya maka dapat ditarik suatu makna pendidikan akhlak berarti
pendidikan budi pekerti.
Pendidikan akhlak
menurut al-Qur’an adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna
memberikan pendidikan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa
penanaman akhlak mulia yang merupakan cermin kepribadian seseorang, sehingga
menghasilkan perubahan yang direalisaikan dalam kenyataan kehidupan sehari-hari.
Kenyataan hidup yang meliputi, tingkah laku yang baik, cara berfikir yang baik
dan bersikap baik yang dapat menjadikan manusia sempurna. Akhlak yang mulia
akan mampu mengantarkan seseorang kepada martabat yang tinggi.
Perbuatan mulia
yang keluar dari kekuatan jiwa tanpa keterpaksaan adalah akhlak yang baik (akhlakul
mahmudah). Kebaikan yang tersembunyi dalam jiwa atau dididik dengan
pendidikan yang buruk sehingga kejelekan dari kegemarannya, kebaikan menjadi
kebencian dan perkataan serta perbuatan tercela mengalir tanpa rasa terpaksa.
Maka yang demikian di sebut akhlak yang buruk(akhlakul mazmumah). Al-Qur’an
Menjadi penyeru kepada pendidikan akhlak yang baik, mengajak kepada pendidikan
akhlak di kalangan kaum muslimin, menumbuhkannya dalam jiwa mereka dan yang
menilai keimanan seseorang dengan kemuliaan akhlaknya. Adapun tujuan pendidikan
akhlak menurut al-Qur’an adalah terwujudnya manusia yang memiliki pemahaman
terhadap pendidikan akhlak baik dan buruk yang tercermin dalam perilaku kognitif,
efektif dan psikomotorik secara terpadu sehingga terwujud manusia yang memiliki
kesempurnaan akhlak sebagaimana yang digambarkan oleh Allah menurut al-Qur’an
dan telah dicontohkan oleh rasulullah SAW, sehingga terwujudlah keselamatan di
dunia dan akherat. Pendidikan akhlak menurut al-Qur’an meliputi akhlak terhadap
Allah dan rasulnya, akhlak terhadap manusia, akhlak terhadap diri sendiri,
akhlak terhadap keluarga, akhlak terhadap masyarakat dan akhlak terhadap alam
sekitar kita.
b.
Tujuan Pendidikan Akhlak.
Manusia secara
natural memang memiliki potensi didalam dirinya. Untuk bertumbuh dan berkembang
mengatasi keterbatasan manusia dan keterbatasan budayanya. Di pihak lain
manusia juga tidak dapat abai terhadap lingkungan sekitarnya. Tujuan pendidikan
akhlak semestinya diletakkan dalam kerangka gerak dinamis dialektis, berupa
tanggapan individu atau impuls natural (fisik dak psikis), sosial, kultural
yang melingkupinya, untuk dapat menempa dirinya menjadi sempurna sehingga
potensi-potensi yang ada dalam dirinya berkembang secara penuh yang membuatnya
semakin menjadi manusiawi. Semakin menjadi manusiawi berarti membuat ia juga
semakin menjadi makhluk yang mampu berelasi secara sehat dengan lingkungan diluar
dirinya tanpa kehilangan otonomi dan kebebasannya, sehingga ia menjadi manusia
yang bertanggungjawab.
Pendidikan akhlak
lebih mengutamakan pertumbuhan moral individu yang ada dalam lembaga
pendidikan. Untuk ini, dua paradigma pendidikan karakter merupakan suatu
keutuhan yang tidak dapat dipisahkan. Peranan nilai dalam diri siswa dan
pembaruan kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu merupakan kedua
wajah pendidikan karakter dalam lembaga pendidikan.
c.
Dasar Pembentukan Akhlak
Dasar pembentukan
akhlak itu adalah nilai baik atau buruk.
Nilai baik disimbolkan dengan nilai malaikat dan nilai buruk disimbolkan dengan
nilai setan. Akhlak manusia merupakan
hasil tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energy positif dan nilai
buruk dalam bentuk energi negatif. Energi negatif itu berupa nilai-nilai yang
a-moral yang bersumber dasi taghut (setan).
Nilai-nilai etis
moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan
nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani). Energi positif itu berupa: pertama, kekuatan spiritual. Kekuatan
spiritual itu berupa Iman, Islam, Ihsan,dan Taqwa, yang berfungsi membimbing
dan memberikan kekuatan kepada manusia untuk menggapai keagungan dan kemuliaan
(ahsani taqwim); kedua,
kekuatan potensi manusia positif, berupa aqlus salim (akal yang sehat), qalbun
salim (hati yang sehat), qalbun munib (hati yang kembali, bersih,
suci dari dosa) dan nafsu muthmainnah (jiwa yang tenang), yang semua itu
merupakan modal insan atau sumber daya manusia yang memiliki kekuatan luar
biasa, ketiga sikap atau prilaku
etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian
manusia yang kemudian melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai
budaya etis, sikap dan prilaku etis ini meliputi Istiqamah (integritas),
Iklhas, Jihad dan Amal Saleh.
Energi Positif
tersebut dalam perspektif individu akan melahirkan orang yang berkarakter,
yaitu orang yang bertaqwa, memiliki integritas (nafs al muthmainnah) dan
beramal saleh. Aktualisasi orang yang berkualitas ini dalam hidup dan bekerja
akan melahirkan akhlak budi pekerti yang luhur karena memiliki personality
(integritas, komitmen dan dedikasi), capacity (kecakapan), dan competency
(kemampuan) serta professional (ahli). Kebalikan dari energi positif adalah
adanya energi negatif, energi negatif itu di simbolkan dengan kekuatan
materialistik dan nilai-nilai thagut (nilai-nilai destruktif). Kalau
nilai–nilai etis berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan
nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani), maka nilai-nilai material (thagut)
berfungsi sebaliknya yaitu pembusukan dan penggelapan nilai-nilai kemanusiaan
disebut sebagi energi negatif.
Energi Negatif
akan melahirkan:
1).
Kekuatan Thagut.
Kekuatan thagut
itu berupa Kufr (kekafiaran), Munafiq (kemunafikan), Fasiq
(kefasikan) dan Syirik (Kesyirikan) yang semua itu merupakan kekuatan
yang menjauhkan manusia dari makhluk etis dan hakiki (ahsani taqwin)
menjadi makhluk yang serba material (asfala safilin).
2).
Kekuatan Manusia Negatif.
Kekuatan manusia
yang negatif ini berupa pikiran Jahiliah (pikiran sesat), Qalbun
maridl (hati yang sakit), Qalbun mayyit (hati yang mati), Nafsu al-lawwamah
(jiwa yang tercela) yang kesemuanya itu akan menjadikan manusia menghamba pada
ilah-ilah selain Allah.Untuk mendaptkan segala yang berbau hedonism.
3).
Sikap dan Prilaku tidak Etis.
Hal ini merupakan
implementasi dari kekuatan thagut dan kekuatan kemanusiaan negatif yang
kemudian melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai budaya tidak
etis, sikap dari perilaku tidak etis ini meliputi perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan kondisi dan sendi-sendi keIslaman, seperti Takabbur (congkak),
Hub al dunya (materialistik), Dzalim (aniaya) dan Amal Sayyiat
(destruktif, merusak).
Energi negarif ini
dalam perspektif individu akan melahirkan orang yang berakhlak buruk, yaitu
orang yang puncak keburukannya meliputi syirik, nafs lawwamah dan amal
al sayyiat (perusak). Aktualisasi orang yang bermental thaqut ini
didalam hidup dan bekerja akan melahirkan prilaku tercela, yaitu orang yang memiliki
personality yang tidak bagus (hipokrit, penghianat dan pengecut serta
perusak).
2.
Pendidikan Akhlak dalam Pendidikan Islam.
a.
Dasar Pendidikan Akhlak
Keberadaan paham modernisme pada setiap segi kehidupan
juga membawa persoalan tersendiri bagi dunia pendidikan, pengaruh terbesar
adalah pada nilai moral dan akhlak. Pendidikan akhlak merupakan langkah penting
dalam membangun kembali jati diri individu maupun bangsa; pendidikan akhlak
tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan semua pihak, baik keluarga,
sekolah dan masyarakat. Hal yang utama adalah menyambungkan kembali hubungan
dan education network yang nyaris terputus antara ketiga lingkungan pendidikan
itu. Pendidikan akhlak pada akhirnya menjadi hal yang niscaya untuk tetap
dibina dan dikembangkan pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka
menyelamatkan generasi muda.
Bahkan Allah SWT juga mengutus Nabi SAW untuk
menyempurnakan ajaran akhlak yang telah dibawa Nabi-nabi sebelumnya dan menjaga
kelangsungan manusia dari kepunahan yang diakibatkan oleh rusaknya pada zaman
jahiliah. Karena kerusakan akhlak yang melanda kaum jahiliah sebelum kedatangan
Nabi saw telah melanda rakyat jelata, melainkan juga kaum bangsawannya; Minuman
keras, perjudian, pencurian, pemerkosaan dan durhaka telah menjadi bagian
kehidupan sehari-hari dari masyarakat jahiliah; anehnya peristiwa keburukan
akhlak tersebut tampak terulang lagi pada era modernisasi sekarang.
Masalah akhlak menjadi barometer tinggi rendahnya derajat
seseorang, sekalipun orang dapat pandai setinggi langit tetapi suka melanggar
norma agama dan peraturan-peraturan, maka ia tidak dapat dikatakan seorang yang
mulia, Rasulullah bersabda: “Orang paling beriman adalah yang terbaik budi
pekertinya dan sebaik-baiknya kalian adalah yang berprilaku paling baik
terhadap istri (HR Turmizi).
Akhlak tidak hanya menentukan tinggai derajat seseorang,
melainkan juga masyarakat. Masyarakat yang terhormat adalah masyarakat yang
terdiri atas orang-orang yang berbudi pekerti baik, sebaliknya masyarakat yang
beranggota orang yang suka melakukan kemaksiatan tidak dapat dikatakan
masyarakat yang baik, bahkan masyarakat yang demikian dapat menghambat kemajuan
pembangunan serta menyusahkan pemerintahan dan bangsa., Rasulullah bersabda “
Apabila kemaksiatan telah merajalela, maka timbullah kegonjangan (HR. Al-Dailamy).
Pendidikan akhlak sangat diperlukan dan harus
dilaksanakan sedini mungkin dengan berdasarkan atas ajaran Islam yang bersumber
dari al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Diantara ayat- ayat yang dapat dijadikan rujukan Pendidikan
Akhlak adalah sebagai berikut :
1). Surat Al-Ahzab Ayat 21.
Artinya {Sesungguhnya dalam diri Rasulululah terdapat
suri tauladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan
rahmat Allah dan keselamatan di hari Akhirat serta banyak mengingat Allah}.
2). Surat Al-Qalam 14.
Artinya {Sesungguhnya kamu benar-benar memiliki budi
pekerti yang agung}.
3) Hadits Riwayat Baihaki.
Artinya “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan,
seperti halnya air dapat menghancurkan tanah yang keras, Akhlak yang jahat
merusak kebaikan seperti halnya cuka merusak madu”.
4). Hadist Riwayat Hakim.
Artinya “Kemuliaan seorang mukmin terletak pada agamanya,
kepribadiannya terletak pada akalnya dan kehormatannya terletak pada akhlaknya.
b.
Ruang Lingkup Akhlak
Ruang lingkup
akhlak dalam Islam ada tiga, yakni mencakup akhlak manusia dengan Allah, akhlak
manusia dengan sesama manusia dan akhlak manusia dengan makhluk lain, bila kita
uraikan maka:
1). Akhlak Manusia Terhadap Allah SWT
a). Beriman kepada Allah, QS Ali Imran: 179
Artinya:
{Maka itu berimanlah kepada Allah dan RasulNya dan jika
kamu beriman dan bertaqwa, maka bagimu pahala yang besar}
b). Beribadah kepadaNya dan Tidak Menyekutukannya, QS
Al-Nisa:
36
Artinya:
{Sembahlah Allah dan jangan kamu mempersekutukan Nya
dengan sesuatu pun}.
Dan QS Ali Imran:
132
Artinya:
{Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat}
c). Ikhlas, QS Al-Bayyinah: 5
Artinya: {Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama
yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian
itulah agama yang luru}.
d). Bersyukur atas Segala Karunia-Nya dan Qanaah, QS Al-Baqarah: 172
Artinya:
{Hai orang-orang yang beriman, makanlah diantar rezeki
yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah jika
benar-benar kepadaNya kamu menyembah}
e). Doa dan Berharap hanya Kepada Allah, QS Al-A’raaf:56
Artinya:
{Dan janganlah kamu membuat kerusakan dimuka bumi,
sesudah Allah memperbaikinya dan kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat
kepada orang orang yang berbuat baik}
f). Tadharru, QS
Al-Araaf: 55
Artinya: {Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri
dan suara yang lembut, Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas}
g). Sabar dan Tidak Mengenal Putus Asa, QS Ali Imran: 146
Artinya:
{Dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama
mereka sejumlah besar dari -pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi
lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah dan tidak lesu dan
tidak (pula) menyerah (kepada musuh).
Allah Menyukai orang-orang yang Sabar, QS Al-Zumar: 53
Artinya:
{Hai hamba-hamba Ku yang melampaui batas terhadap diri
mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah Mengampuni lagi Maha Penyayang}
h). Tawakkal, QS Ali Imran: 159
Artinya:
{Maka apabila kamu membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepadanya}
i). Menerima Takdir Allah, Hadist Ibnu Wahab
“Maka
barang siapa yang tidak beriman kepada qadar baik dan buruk, Allah pasti akan
membakarnya dengan api neraka”
j). Husnuz-zhan,
Hadist Riwayat Muslim “Janganlah mati
seorang dari kalian kecuali dalam keadaan bersangka baik kepada Allah”.
k). Malu kepada
Allah, Hadist Riwayat Muslim
“Malu
itu sebahagian dari iman”.
l). Taubat dan
Istighfar, QS Al-Tahrim: 8
Artinya:
{Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah ikepada Allah
dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah–mudahan Rabbmu
akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir
di bawahnya sungai-sungai}
2). Akhlak Terhadap
Sesama Manusia.
a). Akhlak Terhadap Diri Sendiri,
Menjaga kesucian diri, baik kesucian bathin maupun lahir.
Suci bathin ialah bersih dari segala bentuk keyakinan yang musyrik dari
penyakit dengki, buruk sangka dan penyakit hati. Bersih lahir ialah suci dari
hadas kecil dan besar.
QS Al-Taubah:
108
Artinya:
{Didalamnya
mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri dan sesungguhnya Allah
menyukai orang orang yang bersih}
b). Memelihara Kerapihan, Hadist Riwayat Muslim Nabi
bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan”.
c). Berlaku Tenang dan Istiqamah. Qs Al-Furqan: 63
Artinya: {Dan
hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ) ialah orang-orang yang berjalan di
atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka,
mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan}.
QS Fushilat: 30
Artinya: {Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan
Kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka Maka Malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan:”Janganlah kamu takut dan janganlah
merasa sedih dan gembirakannlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan
Allah kepadamu}.
d). Disiplin,
yakni pandai menggunakan waktu sebaik mungkin QS Al-Ashr: 1-3
Artinya:
{Demi masa,
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang
beriman dan menmgerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran}.
e). Selalu Menambah
Pengetahuan, QS Al-Mujadilah: 11
Artinya: Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan}.
f). Tidak Melemparkan
Dirinya kepada Kehancuran, QS Al-Baqarah: 195
Artinya: {…dan
janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat
baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baiik}.
3). Akhlak Terhadap
Keluarga
a). Berlaku Baik kepada Keluarga
HR
Turmuzi “Orang mukmin yang paling
sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik diantara kamu
ialah yang paling baik kepada istri”.
b). Menunaikan Hak dan Kewajiban dalam Keluarga
HR
Bukhari Muslim “Seorang suami adalah yang
bertanggung jawab kepada keluarganya, dia kelak akan dituntut atas tanggung
jawab di rumah suaminya dia juga kelak akan dituntut atas tanggung jawabnya
tersebut”.
c). Mengasuh dan Mendidik Anak
HR
Ibnu Hajar ”Kewajiban orangtua kepada
anaknya ialah memberikan nama yang baik, mengajarkan menulis dan menikahkan
apabila telah dewasa”
d). Berbakti
kepada Arangtua, QS Al-Israa:23
Artinya:
{Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan
kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataanyang mulia. Mengucapkan kata “ah” kepada
orangtua tidak dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau
memperlakukan mereka dengan lebih kasar dari pada itu. HR Thabrani
Artinya:
“Semua dosa dilambatkan Allah membalasnya menurut apa yang dikehendakiNya
sampai hari kiamat, kecuali kedurhakaan kepada kedua o rangtua, maka sesungguhnya Allah mempercepat pembalasannya diwaktu
dia masih hidup sebelum mati”
e). Membangun Silaturrahmi, Baik kepada Keluarga, Tetangga
maupun kepada Masyarakat Luas, QS
Al-Nisaa: 1
Artinya: {…bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
namaNya Kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan
silaturrahmi, Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu}
f). Akhlak Terhadap
Tetangga dan Masyarakat Luas.
(1). Berlaku Baik terhadap Tetangga
HR Bukhari Muslim “ Barangsiapa yang mengaku beriman
kepada Allah dan hari akhir, maka berbuat baiklah kepada tetangganya.
(2). Memberi Apa yang Menjadi Hak Tetangga
HR Abu Syaik (a). Kalau ia ingin meminjam, hendaklah engkau pinjami (b).
Kalau ia minta tolong hendaklah engkau tolong (c).
Kalau dia sakit hendaklah engkau jenguk dia (d). Kalau
dia ada keperluan hendaklah engkau beri kepadanya (e).
Kalau dia jatuh miskin hendaklah engkau beri bantuan
kepadanya (f). Kalau dia
mendapat kesengan hendaklah engkau ucapkan selamat kepadanya (g).
Kalau dia ditimpa kesusahan hendaklah engkau hibur dia.
(h).
Kalau dia meninggal hendaklah engkau antarkan jenazahnya
(i).
Jangan engkau membangun rumah lebih tinggi dari rumahnya
kecuali engkau meminta izin kepadanya, karena hal itu menghalangi ia dari angin
(j).
Jangan engkau ganggu dia dengan bau masakanmu kecuali engkau beri masakan itu (k).
Jika engkau membeli buah-buahan hendaklah engkau
hadiahkan juga kepadanya dan kalau engkau tidak memberi, bawalah masuk kedalam
rumahmu secara sembunyi-sembunyi. (l). dan jangan sampai anakmu keluar membawa
buah-buahan itu, karena anak (tetangga)nya sedih karena menginginkan buah itu.
(3). Memberi Hadiah
HR Muslim “Jika engkau memasak gulai maka banyakkanlah
kuahnya serta perhatikanlah tetanggamu dengan cara yang baik.
g). Berbuat Baik kepad Semua Orang, QS Al-Nisa:36
Artinya:
{Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya
dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh
dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri}.
h). Menghormati Guru
HR Thabrani “Muliakanlah ulama, karena mereka adalah
pewaris para nabi, maka barang siapa memuliakan mereka sesungguhnya mereka telah
memuliakan Allah dan RasulNya”.
i). Menjaga Pergaulan, QS An-Nuur: 30
Artinya: {Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman;
Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya yang demikian
itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang
mereka perbuat}.
j). Menjaga tali
persaudaraan Qs Al Hujraat 11-13.
k). Kewajiban sesama Muslim
HR Bukhari “ Enam kewajiban kepada sesama muslim (1). Bila bertemu mgucapakan salam (2).
Apabila di undang maka penuhilah (3).
Apabila minta nasihat, nasihatilah (4).
Apabila bersin lalau memuji Allah maka ucapkanlah “Yarhamukallah” (5). Apabila ia sakit, jenguklah (6). Apabila dia meninggal dunia antarkan jenazahnya ke kubur.
l). Akhlah terhadap Lingkungan.
(1).Kasih
saying terhadap semua
HR Thabrani dan Al Hakim “ Sayangilah apa saja yang ada
di bumi, niscaya akam menyayangimu Zat yang ada di langit.
(2).
Sayang kepada Binatang
HR Ahmad “Bertakwalah kepada Allah mengenai bianatang,
naikilah (kenderailah) dia dengan baik, makanlah dia dengan baik.
(3).Tidak
Membuat Kerusakan di
Bumi, QS Al-Washash: 77
Artinya:
{…Janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan}
3.
Proses Pendidikan Akhlak.
Dalam menanamkan akhlak kepada jiwa (siswa) generasi muda
tentu mempunyai beberapa model tergantung kepada tingkatan usia, pengalaman
serta jenis pendidikan yang sedang ditempuh. Berdasarkan pendapat Ulil Amri
Syafri ada 6 model pendikan akhlah dalam al-Qur’an:
a.
Model Perintah
Perintah dalam pendidikan Akhlak Islam merupakan sistim
pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin
kehidupannya sesuai dengan ajaran Islam, khususnya yang terkait dengan amal
atau perbuatan melakukan perintah. Nilai-nilai perintah Islam tersebut mampu
menjiwai dan mewarnai kpribadiannya. Meskipun manusia memiliki kecendrungan
untuk memilih, namun dengan cara perintah yang disebutkan pada berbagai ayat
al-Qur’an di banyak surat, kecendrungan ini terdorong kearah melakukan
perintah, apalagi perintah-perintah itu juga disertakan dengan janji-janji yang
menyenangkan.
Model perintah sangat baik digunakan pada pembinaan atau
pendidikan akhlak untuk membentuk karakter Muslim yang taat. Kelebihan cara
perintah ini akan terbentuk kebaikan seseorang tanpa melalui pengalaman.
Contoh, disaat seseorang berkeinginan mengajarkan sebuah akhlak kepedulian atau
solidaritas sesama manusia, maka cara yang paling efektif diantaranya adalah
melatih seseorang untuk peduli kepada orang terdekatnya, tentunya dengan nada
perintah. Banyak ayat-ayat al-Qur’an yang berbentuk perintah: Misalnay Perintah
untuk menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong QS. Al-Baqarah: 153, Perintah melaksanakan Puasa QS. Al-Baqarah: 183, dst.
b.
Model Larangan
Pendidikan Akhlak
melalui larangan didalam al-Qur’an sangat banyak, kalimat-kalimat larangan yang
diucapkan Allah kepada manusia lebih banyak berdimensi pengharaman, yang
apabila dilakukan tentunya akan berdosa dengan sanksi yang disebutkan. Semua
larangan yang datang dari Allah adalah sesuatu hal yang buruk. Perkara yang
buruk adalah sesuatu yang memberi mudharat dan bahaya bagi umat manusia, bahaya
dan mudharat yang dimaksud bisa berdampak negatif kepada kehidupan manusia.
Banyak Ayat-ayat al-Qur’an yang berbunyi tentang larangan misalnya, larangan
melakukan riba QS. Ali Imran: 130.
c.
Model Pembiasaan.
Proses pendidikan
yang terkait dengan prilaku ataupun sikap tanpa diikuti dan didukung adanya
praktik dan pembiasaan pada diri, maka pendidikan itu hanya jadi angan-angan
belaka, karena pembiasaan dalam proses pendidikan sangat dibutuhkan.
d.
Model Teladan (Qudwah).
Keteladanan
merupakan suatu proses pendidikan akhlah yang sangat mempengaruhi keberhasilan
seorang anak, bagaimana mungkin seorang pendidik dihadapan anak didiknya
berlaku tidak wajar, tentulah menjadi pertimbangan yang sangat mengganggu
pikiran anak didik, karena apa yang diutarakan pendidik berbeda dengan apa yang
dihadapinya. Maka adalah istilah Guru kencing berdiri anak kencing berlari.
Suri taulan harus dijadikan modal utama seorang pendidik. Rasullullah adalah tauladan yang abadi.
e.
Model Dorongan (Targhib).
Targhib menjadi model pendidikan yang memberi efek motivasi atau
dorongan untuk berbuat kebaikan akan sesutu yang telah dijanjikan, misalnya :
perkara tentang kematian, secara umum manusia takut mati, awalnya manusia
memiliki rasa takut kehilangan, baik ditinggal orang terdekat, kehilangan harta
benda atau kematian itu sendiri, Islam datang memberi penjelasan dengan baik
sehingga termotivasi untuk melakukan amal perbuat yang baik.
4.
Lingkungan Pendidikan Akhlak.
Pendidikan akhlak
tentu tidak terlepas dari tempat atau lokasi dimana anak-anak itu berada, dalam hal ini disebut lingkungan.
Lingkungan tempat berada anak-anak itu merupakan guru yang tak terlihat tetapi
sangat mempengaruhi atas kepribadiannya,
jika kita tinjau ada 3 (tiga) tempat dimana anak-anak itu berada:
a.
Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan
tempat dimana anak memperoleh pengaruh, sehingga peran dari orang-orang dewasa
yang ada disekitarnya sangat mempengaruhinya, seperti ungkapan hadits bahwa
orangtualah yang menjadikan anaknya Yahudi, Nasrani atau Majusi.
b.
Sekolah
Berbicara
pendidikan, tentu tidak lepas dengan sekolah, sekolah kita bagaimana kondisi
sosialnya, apakah disekolah itu menerapkan hukum-hukum Islam, dan bagaimana
penerapannya, tentu menjadi kajian yang sangat panjang. Kenapa hal ini
diperlukan karena hampir 1/3 waktu anak-anak itu ada disekolah, sehingga meraka
sangat rentan dengan kondisi sekolah yang tidak kondusif.
c.
Masyarakat
Masyarakat kita,
sudah dapat dikatakan masyarakat yang madani, tentu terpulang kepada kita,
masyarakat sangat memegang peranan penting dalam tumbuh dan kembangnya anak,
jikalau masyarakat itu memberikan kondisi yang baik tentutlah anak itu akan baik.
D.
Kesimpulan
Pendidikan Akhlak merupakan suatu kegiatan yang telah tercantum didalam
Al-Qur’an, yaitu suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna memberikan
pendidikan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman
akhlak mulia yang merupakan cermin kepribadian seorang Muslim, sehingga
menghasilkan perubahan yang direalisasikan dalam kenyataan kehidupan
sehari-hari, kenyataan hidup yang meliputi tingkah laku yang baik, cara
berfikir yang baik dan bersikap baik, yang dapat menjadikan manusia sempurna. Akhlak mulia akan mampu mengantarkan seseorang
kepada martabat yang tinggi.
Perbuatan mulia yang berasal dari kekuatan jiwa yang murni adalah akhlak
yang baik atau disbeut akhlak al-mahmudah, sedang perbutan yang selalu
cenderung kepada hal-hal yang negatif dan gemar melakukan perbuatan jelek,
hina, tercela dan beragam kejahatan lainnya akan mengalir tanpa rasa
keterpaksaan, maka ia disebut sebagai akhlak yang buruk atau akhlak
al-madzmumah. Pendidikan akhlak menurut Al-Qur’an bertujuan agar manusia itu
memahami prilaku yang baik dan mana yang buruk, dengan mencontohkan apa-apa
yang telah diperbuat oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam.
Dalam mengajarkan pendidikan Akhlak ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara, seperti dengan perintah, ajakan atau dengan mencontohkannya, yang
disesuaikan dengan kondisi orang yang diajari.
Dengan pendidikan yang baik dan bersumber dari tuntunan yang diajarkan
oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, pendidikan akhlak yang
ditanamkan kepada generasi muda, akan berdampak positif dimasa yang akan
dating.
E.
Saran
Pendidikan akhlak merupakan suatu bentuk yang sangat urgen dalam
membentuk kepribadian anak dimasa depan, oleh karena itu disarankan bagi
orangtua dan guru-guru agar memmperhatikan materi apa yang seharusnya
disampaikan dan waktu kapan dilaksanakan, sehingga anak-anak itu terbiasa
dengan hal-hal yang baikdan sesuai dengan tuntunan yang dirisalahkan oleh Rasulullah
Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, untuk itu kepada:
a.
Orangtua, agar senantiasa menjaga dan memelihara anak-anaknya dari
perbuatan yang melanggar perintah Allah dan Rasul dengan terlebih dahulu
orangtualah yang takut kepada Allah dan Rasul-Nya.
b.
Guru, agar mendidik para siswa/i untuk selalu melaksanakan perintah agama
yang telah diajarakan dengan memperaktekkannya disekolah, pada jam-jam
tertentu.
c.
Pemangku kebijakan, agar disetiap jenjang pendidikan, pendidikan akhlak
mendapatkan prioritas yang utama.
d.
Masyarakat, memberikan contoh yang baik kepada lingkungannya, dengan
mengamalkan ajaran agamanya masing-masing, sehingga saling pengertian diantara ummat
terbina dengan baik.
F.
Penutup
Demikianlah makalah ini disusun sebagai tugas yang telah
diamanahkan kepada kelompok I, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, namun sebagai kajian tentang Pendidikan Akhlak kami telah berusaha
untuk menyajikan yang terbaik. Pendidikan Akhlah, merupak tanggung jawab kita
bersama agar generasi yang akan lebih memahami Islam secara kappah, amin.
Sebagai salah satu tugas dalam mata
kuliah Pendidikan Akhlak, kemi telah berusaha dengan sebaik mungkin, namun pada
kesempatan ini baru seperti inilah yang dapat kami sajikan, lebih dan kurangnya
akan kami sempurnakan pada kesempatan lain.
Daftar Pustaka
Abu Zahra Muhammad,1994, Membangun Masyarakat Islam, Pustaka Firdaus. Jakarta
Beling &
Totten, 1980, Modernisasi masalah Model
Pembangunan (suntingan Bur Rasuanto., Rajawali, Jakarta
Imarah, Muhammad, 1999, Islam dan Keamanan Sosial, Gema Insani, Jakarta.
Munawir dan
Makmurtono Agus, 1989, Etika (
Filasat Moral), Wira Sari, Jakarta.
Syafri Ulil Amri, 2014, Pendidikan Karakter, Rajawali, Jakarta
Tim Dosen MPK PAI Unila. 2014, Pendidikan Agama Isla, Rajawali Jakarta.
[1] Beling & Totten, 1980, Modernisasi masalah Model Pembangunan (suntingan Bur Rasuanto.,
Rajawali, Jakarta, hal. 3.
Tidak ada komentar: